Mitos VS Fakta : Benarkah Menikah di Bulan Syawal Bikin Sial ?

Semua tanggal adalah tanggal baik untuk menikah. Apakah ini termasuk dalam menikah di bulan syawal?
Semua tanggal adalah tanggal baik untuk menikah. Apakah ini termasuk dalam menikah di bulan syawal? Sebenarnya menikah adalah salah satu bentuk ibadah. Orang yang sudah menikah pun dianggap sudah menyempurnakan separuh agama.
Hal ini sebut Anas bin Malik, bahwa Nabi SAW bersabda “Ketika seorang hamba menikah, berarti dia telah menyempurnakan setengah agamanya, maka bertaqwalah kepada Allah pada setengah sisanya” Selain itu menikah merupakan solusi untuk mereka yang ingin menjaga kemaluan dan menundukkan pandangannya.
Nabi SAW bersabda: “Wahai para pemuda,barangsiapa yang memiliki kemampuan, maka menikahlah, karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Namun bagaimana dengan pasangan yang ingin menikah di bulan syawal? Ada anggapan bahwa menikah di bulan tersebut dianggap tak baik. Kehidupan rumah tangga pasangan yang menikah di bulan tersebut dianggap tak berjalan mulus atau baik. Pasangan disebut-sebut bakal tak rukun, sering cek-cok, perceraian, hidupnya sulit, bahkan seret rezeki.
Mengutip Kemenag, hal ini terjadi lantaran bulan Syawal dianggap sebagai bulan panas atau bulan yang kurang baik untuk melangsungkan pernikahan.
Sebagian kecil masyarakat di Indonesia masih meyakini bahwa menikah di antara dua hari Raya (Idul Fitri dan Idul Adha),adalah hal yang tak baik. Hal ini pun membuat jumlah pernikahan menurun di wilayah-wilayah tertentu di Indonesia.
Benarkah mitos menikah di bulan syawal itu?
Kemunculan kepercayaan ini tak lepas dari sejarah penamaan bulan ini.
Muhammad bin Allan Al-Shiddiqi dalamDalil Al-Falihinmenjelaskan, nama Syawal diambil dari kalimatSya-lat al-ibil, berarti seekor unta yang mengangkat ekornya. Selain itu, Ibnu Manzur dalamLisanul Arab-nya mengungkapkan, nama Syawal berasal dari perkataanSyalat an-naqah bi dzanabiha, dengan makna senada, yakni unta betina yang menegakkan ekornya. Unta betina yang menegakkan ekornya itu bermula dari kecenderungan unta-unta betina yang enggan didekati pejantan.
Dari situ, lantas muncullah kesimpulan masyarakat Arab sebelum Islam bahwa menikah di bulan Syawal menjadi sebuah hal yang tabu, bahkan dilarang.
Namun Ibnu Manzur juga menjelaskan bahwa ada fenomena yang terjadi di bulan-bulan 10 dalam penanggalan Hijriah ini. Fenomena itu dikenal dengan istilahTasywil laban al-ibil, alias kondisi susu unta yang sedikit. Oleh karena itu, Syawal diambil dari kataSyawwalayang bermakna “menjadi lebih sedikit dari sebelumnya.” Inilah yang dikaitkan dengan seretnya rezeki dan kehidupan pernikahan yang buruk.
Sunah menikah di bulan syawal
Setelah Islam masuk, mitos ini mulai dibenahi. Tahayul yang dipercayai bangsa Arab itu dipatahkan Rasulullah Saw. yang menikahi Aisyah ra. pada tahun ke-11 kenabian tepatnya di bulan Syawal.
Setelah masuknya era kenabian, bulan Syawal menjadi waktu sunah untuk menikah.
Hadis fi’liyah di atas pun dijadikan sebagai anjuran untuk menikah dan menikahkan di bulan Syawal, mematahkan keyakinan atau anggapan sial terhadap sesuatu yang bisa menjerumuskan seseorang kepada kesyirikan.
Oleh karenanya, menikah di bulan syawal sangat dianjurkan sebagai bentuk ibadah menjalankan sunah Nabi Muhammad Saw.
Hal ini dituliskan dalam hadis:
“Ummul Mukminin ‘Aisyah ra., ia menuturkan bahwa Rasulullah Saw. menikahiku (Siti Aisyah) pada bulan Syawal dan tinggal bersamaku pada bulan Syawal. Lalu adakah di antara isteri Rasulullah Saw. yang lain yang lebih beruntung di sisi beliau daripada aku. Para Ahli Riwayat mengemukakan bahwa: Adalah `Aisyah senang sekali menikahkan perempuan pada Bulan Syawal.Hadis ini dapat dilihat pada beberapa kitab hadis: (1) Shahih Muslim, No.1423, Juz I. Kitab an-Nikah, (2) Sunan At-Tirmidzi, No.1093, kitab an-Nikah, (3) Sunan An-Nasa’i kitab an-Nikah, (4) Sunan Ibnu Majah, No. 1990, kitab an-Nikah, (5) Sunan Ad-Darimi, No 2211, kitab an-Nikah, dan (6) Musnad Imam Ahmad bin Hambal No. 23751.
Berdasarkan hadis NabiSAW, tak ada hari dan bulan sial, semua waktu adalah baik, termasuk menikah di bulan syawal.Bahkan sejarah mencatat bahkan Nabi Saw. menikahi tigaistrinya di bulan Syawal, yakni; Pertama, Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Ummu Salamah.

Nah maka dari itu kalo kamu mau nikah di bulan syawal jangan ragu lagi, pesan sekarang ucapan Happy wedding dan selamat nikaha sahabat kamu di untuksahabat.com